KPU Berharap NGO Tetap lakukan Program Pendidikan Pemilu
Jakarta, kpu.go.id- Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Ferry Kurnia Rizkiyansyah berharap Non-Goverment Organitazions
 (NGO) atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) tetap melanjutkan program 
pendidikan pemilu yang sebelumnya telah direncanakan, Rabu (11/2).
Kami
 (KPU) berharap teman LSM dan Ormas (Organisasi Masyarakat) terus 
melakukan aktifitas dan program organisasi terkait pendidikan pemilih 
dan aktifitas kepemiluan lainnya,” tutur Ferry, saat melakukan pertemuan
 dengan Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah di Kantor KPU RI, Jl. Imam 
Bonjol No. 29, Jakarta.
Menurut
 Ferry, program tersebut perlu terus dilakukan, karena Sumber Daya 
Manusia (SDM) yang dimiliki oleh KPU memiliki keterbatasan untuk 
menjangkau seluruh segmen masyarakat.
Pemikiran
 dan aktifitas dari organisasi masyarakat ini kami butuhkan, sehingga 
dapat memberikan kritik dan referensi lain atas keterbatasan kami dalam 
menyentuh kelas-kelas di masyarakat,” ujarnya.
Mengenai
 program pendidikan pemilu yang dilakukan oleh KPU, tahun ini KPU tengah
 menyusun Pusat Pendidikan Pemilih yang rencananya akan dilakukan KPU 
secara rutin diluar tahapan pemilu. Program tersebut nantinya akan 
dilakukan KPU bersama dengan LSM yang concern terhadap pentingnya pendidikan pemilih dalam pelaksanaan pemilu.
Tahun
 2015 ini kami merancang Pusat Pendidikan Pemilih yang akan melibatkan 
kawan-kawan ormas, terutama yang punya perhatian dengan pemilu dan 
demokrasi. Sebenarnya program ini sudah kita lakukan dengan “Relawan 
Demokrasi” pada tahapan pemilu 2014 lalu, nah program ini dilakukan 
secara berkesinambungan diluar tahapan pemilu,” tutur Komisioner KPU RI,
 Arief Budiman yang membuka pertemuan  dengan PP Pemuda Muhammadiyah 
siang tadi.
Menurut
 salah satu Ketua PP Pemuda Muhammadiyah, Fajar, untuk dapat 
merealisasikan program tersebut kedua belah pihak perlu melakukan tindak
 lanjut secara konkret. 
Kita
 kan punya misi yang sama untuk membangun proses demokrasi yang baik. 
Saya pikir kita perlu melakukan tindakan konkret bersama-sama, karena 
kita memiliki resources yang bisa saling melengkapi. SMP dan SLTA
 Muhammadiyah ada 2000 lebih di seluruh Indonesia, tetapi kita 
organisasi sosial, jika melakukan pendidikan pemilu sendiri saya pikir 
itu akan sulit terealisasi,” ujar dia.
Sembari
 menunggu persetujuan DPR atas program yang hendak dilakukan oleh KPU, 
Arief menyatakan siap, jika diminta hadir sebagai narasumber dalam 
program pendidikan pemilih yang dilakukan oleh LSM penggiat pemilu dan 
Lembaga Pendidikan lainnya.
Jika
 diminta ikut dalam kegiatan pendidikan pemilih yang tidak berorientasi 
bisnis, kami terbuka, kami siap hadir. Ormas tidak perlu mengeluarkan 
biaya apapun, kami dengan senang hati hadir dan memberikan informasi 
terkait kepemiluan,” lanjut Arief. (ris/red. FOTO KPU/dosen/Hupmas)
 

 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar